Sabtu, 05 April 2014

Siapa Yang Tanda Tangani Teks Proklasmasi?

Ucok sepulang sekolah, menangis. Bapaknya heran dan bertanya – tanya apa gerangan
penyebabnya :
Bapak : “Kenapa kau Cok ?? Aku liat wajah kau kusut kali……..”
Ucok : “Aku diusir Bu guru pak…..”
Bapak : “Woalaah !!!!! Ada apa pulak ucok??”
Ucok : “Bu guru kan nanya…..siapa yang tandatangan teks proklamasi ? ”
Bapak : “Lantas kau jawab apa ?”
Ucok : “Bukan aku Bu…….sumpah !!!!! Bukan aku, Bu !!!”
Bapak : ” Ah, saalah Kau itu anakku ! Ngaku aja kau, apa susahnya nak. ”
Ucok : “Iya…..ya pak yaaaa !”
Esoknya si Ucok Pulang cepat….dengan tampang yang lebih kusut lagi…………………
Bapak : “Macam manaa jadinya Cok ??”
Ucok : “Aku diskors pak……3 hari…..gara – gara aku ikuti omongan bapak.”
Bapak : “Hayoo…..kita balek kesekolah itu, Aku Kaasi Tahu Bu guru, siapa kau sebenarnya.”
Di sekolah..
Bu Guru : “Wah…..selamat pagi pak Ucok, Ada perlu apa nih ?”
Bapak (bicara pelan) : “Begini Bu Guru……aku kasih tahu Bu Guru tentang teks proklamasi itu…”
Bu Guru (bengong) :“Yah…….kenapa Pak Ucok ???”
Bapak : “Sebenarnya Bu Guru rada salah juga, masak si Ucok yang ditanya ? Kan waktu itu
dia belum lahir Bu ?”
Bu Guru (makin bengong) :“Trus ?”
Bapak : “Begini lho Bu, ini terus terang lho Bu……yang benar………yang tanda tangan teks Proklamasi itu ……aku….Bu…”
Bu Guru : “Ya ampun……pulang ! Pak Ucok… pulang aja deh !”
Di jalan...
Bapak : “Macam mana ini cok, kau nggak ngaku salah, kau ngaku salah pulak ! Aku yang ngaku salah juga ……..puusing kepala aku. ”Tiba-tiba mereka ketemu pak RT.
Pak RT : “Wah……ada apa Pak Ucok sama anak ini. Kok kusut banget wajahnya. Ono opo to ? Kepiyee critane ?” Maka Pak Ucok pun mulai cerita sejak awal sampai mereka diusir Bu Guru……Pak RT langsung ketawa ngakak.
Pak RT : “Ha…….ha3x itu bukan masalah besar Pak Ucok ….mana….mana teksnya ?? Biar saya yang tandatangani …………Bapak Ucok dan Si Ucok : ???@#@$@%@$???
(MAB'ASUL FIKRI)

Rabu, 02 April 2014

rasulullah S.A.W. bersabda@rifqy fakhrul(30)

Rasulullah Shallallahu `Alahi Wasallam bersabda; ‘‘...Ada tujuh hamba yang akan dilindungi Allah Ta`ala pada hari kiamat nanti, yaitu;

1. Imam pemimpin yang adil.

2. Pemuda yang tumbuh dewasa yang hobinya beribadah pada Allah Ta`ala padahal disaat nafsunya bergejolak.

3. Hamba yang hatinya selalu terikat pada masjid, senangnya berjamaah dan beraktivitas ke masjid.

4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta`ala, berkumpul, berjumpa, bersahabat karena Allah Ta`ala dan berpisah karena Allah Ta`ala pula.

5. Seorang hamba lelaki yang dirayu oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan tetapi ia menolaknya seraya berkata; ‘‘...Aku takut kepada Allah Ta`ala...”

6. Hamba yang bersedekah sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya, ikhlas karena Allah Ta`ala.

7. Hamba yang berdzikir dan berdo`a kepada Allah Ta`ala dalam keheningan malam, dalam kesendiriannya, dalam muhasabah dirinya lalu ia menitikkan airmatanya...”

(tafsir Hadist HR. Bukhari Muslim)

Ya Allah.
Yang Maha Menguasai Langit dan Bumi, jadikan kami diantara tujuh golangan hamba²-Mu yang Engkau lindungi kelak di akhirat. Aamiin.

senjata makan tuan,By:Moh.Agus

Senjata Makan Tuan...

Seorang wartawan sedang meliput peristiwa kecelakaan. Karena banyak orang yg mengerumuni lokasi kecelakaan, wartawan tsb tdk dpt menerobos untuk melihat korban dari dekat. Setelah berpikir keras, wartawan tsb dpt ide.
"Minggir-minggir semua, saya ayah korban!" ia berseru. "Saya minta jalan.
" Benar saja.....kerumunan itu membiarkan dia lewat. Semua mata terarah kepada wartawan tsb. (wartawan GR, dalam hati: "Berhasil juga!!!) Ketika sampai di tengah kerumunan, ia terpana melihat... SEEKOR ANAK MONYET tergeletak tak berdaya!

wkwkwkwkwk,,,

air mata ibu yang mengalir By:M.Rifqy fakhrul h.

                       AIR ATA IBU YANG MENGALIR





Air mata Ibu yang mengalir ditengah bahtera kehidupan. Dihempas badai dan gelombang seolah tiada akhir. Hanya orang yang kokoh imannya kepada Allah SWT yang akan selamat.
Itulah yang dialami seorang ibu. Pernikahannya diujung tanduk. Hatinya menjadi galau dan gundah namun tak larut dalam kesedihan. Berkat kerja kerasnya kebutuhan anak²nya yang ditinggal suaminya bisa diatasinya. Seolah berjalan dengan terseok² perlahan² kondisi ekonomi keluarganya bisa bangkit membaik. Usaha yang dirintisnya berkembang pesat mengalami kemajuan.
Karyawannya yang mula hanya tiga, kini menjadi sepuluh untuk memenuhi pesananan dari berbagai kota. Sampai pada suatu peristiwa yang membuat hatinya terkejut, putranya yang bungsu jatuh sakit kejang² dan paru²nya infeksi. Pada saat itu juga dilarikan putranya ke rumah sakit, dalam keterpurukan dirinya tiada daya dan upaya kecuali hanya memohon kepada Allah SWT.
Wajahnya memerah berlinangan air mata. Hatinya begitu hancur, remuk redam, ketika suaminya pergi, anak sedang sakit sementara ia harus juga terus mencari nafkah untuk anak²nya.
‘‘Ya Allah, begitu berat cobaan hidupku ini...!!!’’ *(ucapnya lirih.)*
Disaat ia sedang putus asa karena masalah tiada kunjung berakhir. Untunglah anaknya yang tertua selalu menghibur juga mengajaknya untuk bershodaQoh dan berdoa memohon kepada Allah SWT untuk kesembuhan adiknya.
Malam itu disaat Ibu sedang menjaga putranya di Rumah Sakit, dokter mendatanginya dan mengatakan;
‘‘Besok putra ibu boleh pulang...!!!’’
Ia merasakan bahwa semua itu terjadi atas kuasa Allah SWT. Anugerah Allah SWT tidak sampai disitu. Suami yang meninggalkan dirinya dan anak²nya tiba² pulang, bersimpuh dipangkuannya meminta maaf karena telah meninggalkannya pergi.
Buah ketaqwaannya kepada Allah SWT membuat dirinya memaafkan kesalahan suami. Sejak itu kehidupan rumah tangga mereka berubah.
Kesabaran ia sebagai seorang istri membuahkan hasil, anak² dan suaminya telah berubah menjadi lebih baik dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Banyak orang bersyukur pengorbanan dirinya terutama mampu memaafkan suami yang telah menyakiti hatinya telah menjadi teladan bagi anak²nya.

@M.Rifqy fakhrul hadi


/2014/04/siapa-bilang-kerja-ikhlas-bukan.html


Siapa Bilang Kerja Ikhlas Bukan Investasi?

By : Ihza Nurman A

Belasan tahun yang lalu …
Seorang mahasiswa bertubuh kurus kering mendatangi sebuah warung makan yang terletak di dekat kampusnya, UNPAD di jl. Dipati Ukur. Kampus sebuah perguruan tinggi negeri favorit di Bandung. Ibu pemilik warung yang memang biasa melayani para mahasiswa tersebut menyambutnya dengan ramah.
”Silahkan Dik, mau makan nasi pakai lauk apa?” tanyanya.
”Kalau sebungkus nasi harganya berapa Bu?” si mahasiswa balik bertanya.
”Lima ratus rupiah, Dik. Lauknya mau apa saja? Silahkan pilih”, jawab si pemilik warung.
”Kalau sepotong daging rendang harganya berapa Bu?” tanya si mahasiswa lagi.
”Dua ribu saja”, jawab si pemilik warung.
Si mahasiswa terlihat mengerenyitkan dahi dan berpikir. ”Kalau sayur lodeh jadi berapa Bu?” tanyanya lagi.
Begitu seterusnya si mahasiswa menanyakan satu persatu harga masakan yang ada di warung itu. Setiap kali diberitahu harganya, si mahasiswa terlihat terdiam sejenak dan terus menanyakan harga masakan lainnya yang ada di warung itu. Sementara sang pemilik warung berusaha menjawab satu persatu dengan sabar.
Sampai akhirnya si mahasiswa bertanya, ”Kalau kuahnya saja tanpa tanpa daging berapa Bu?”
”Oh, kalau kuahnya gratis, Dik”, jawabnya.
”Oh…., kalau begitu saya beli nasi satu porsi saja tetapi disiram kuah rendang atau kuah soto. Jadi hanya lima ratus rupiah ya Bu,” kata si mahasiswa sambil mengeluarkan uang lima ratus rupiah.
”Mohon maklum ya Bu, uang kiriman orang tua saya sangat terbatas. Sedangkan saya harus segera menyelesaikan skripsi saya yang membutuhkan banyak biaya. Jadi terpaksa harus ngirit”, katanya dengan nada malu-malu.
”Pasti mahasiswa ini berasal dari keluarga miskin yang tinggal di luar kota”, pikir sang pemilik warung. ”Tetapi dia pasti membutuhkan banyak gizi agar dapat cepat menyelesaikan skripsinya”, pikirnya lagi.
Sang ibu pemilik warung yang merasa iba lalu menyelipkan sepotong telur yang tidak terlihat di bagian tengah nasi yang dibungkusnya, sebelum menyiramnya dengan kuah rendang.
Keesokan harinya, si mahasiswa kembali ke warung tersebut. Dia hanya berkata dengan malu-malu, ”Beli nasi seperti yang kemarin, ya Bu. Disiram kuah rendang atau kuah soto…”. Lalu dia membayar lima ratus rupiah saja dan tidak berkata apa-apa lagi.
Begitu seterusnya. Setiap hari si mahasiswa pendiam memesan makanan yang sama dan si pemilik warung selalu tak pernah lupa menyelipkan sebutir telur, terkadang sepotong daging rendang ke dalam nasi yang dibungkusnya. Sang pemilik warung melakukan ini dengan hati yang ikhlas ingin membantu si mahasiswa miskin tersebut.
Setelah beberapa minggu berlalu, si mahasiswa itu tiba-tiba menghilang. Dia tidak pernah menampakkan diri lagi di warung itu. ”Mungkin dia sudah lulus menjadi sarjana dan kembali ke kota asalnya”, pikir sang pemilik warung. Sang pemilik warung pun melupakannya.
Belasan tahun kemudian…
Sang pemilik warung benar-benar sedang kalut. ”Hari ini adalah hari terakhir warung kita buka. Besok warung kita akan digusur karena ada pembangunan monumen xxxxxxxxx”, katanya kepada anak-anaknya sambil berlinang air mata. Anak-anaknya yang masih kuliah serta yang masih duduk di bangku SMA duduk diam terpaku merenungi nasib mereka.
”Ya, Tuhan…! Dengan apa aku harus membiayai sekolah anak-anakku setelah warung ini digusur?”, jeritnya dalam hati.
Semakin sesak perasaan hatinya, kala teringat uang tabungannya yang telah ludes untuk membiayai pengobatan rumah sakit anaknya yang bungsu. Tidak ada lagi uang untuk biaya membuka warung di tempat lain.
Tiba-tiba saja, sebuah mobil berhenti tepat di depan warungnya. Seorang pria berdasi yang tidak dikenalnya menghampiri dan berkata, ”Bu, besok warung ini akan digusur bukan? Apakah Ibu sudah memutuskan akan pindah ke mana?” tanyanya lagi.
”Belum, Pak…”, jawab sang pemilik warung dengan terbata-bata.
”Bagus! Kalau begitu, mulai besok Ibu bisa berjualan di kantin kami di gedung perkantoran xxxxxx”, katanya menyebutkan sebuah gedung perkantoran yang cukup megah di pusat kota Bandung.
”Tapi Pak, kami tidak mampu membayar biaya sewanya. Apalagi di gedung itu, pasti mahal sekali biaya sewanya”, kata sang pemilik warung.
”Ibu tenang saja … karena di sana Ibu tidak usah membayar sewa sama sekali. Tempat untuk Ibu berjualan sudah disediakan oleh Direktur perusahaan kami. Ibu boleh memakainya untuk berjualan makanan sampai kapan pun Ibu mau.”
”Haaahh…! Siapa direktur itu? Saya tidak punya kenalan direktur…”, kata sang pemilik warung dengan sangat terkejut.
”Saya sendiri tidak begitu mengenalnya… karena saya staf baru di perusahaan kami”, kata si pria tersebut. ”Tetapi Pak Direktur titip pesan, katanya dahulu sewaktu kuliah dia sangat menyukai telur dan daging rendang masakan Ibu. Mulai besok dia ingin makan masakan itu lagi di kantornya…”.
* * *
Dari peristiwa itu, saya bisa belajar satu hal bahwa kebaikan yang dijalankan dengan hati penuh ikhlas adalah investasi. Semua Investasi pasti akan menghasilkan. Investasi kebaikan saat ini akan menghasilkan kebaikan pula di kemudian hari, walau pun kita belum tahu wujud kebaikan yang akan terjadi nanti.
Dengan bekerja ikhlas kita tidak memperdulikan balasan atau pun imbalan dari perbuatan kita. Seperti matahari pagi yang tetap bersinar setiap pagi, tidak pernah mengharapkan sinarnya dipantulkan kembali kepada matahari.

Selasa, 01 April 2014

terimakasih ku padamu

engkau bagaikan cahaya yang menerangi jiwa dari segala gelap dunia engkau adalah setetes embun yang menyejukan hati. hati Yang ditikam kebodohan, sungguh mulia tugasmu. guru tugas yang sangat besar, Guru engkau adalah pahlawanku yang tidak mengharapkan balasan, segala yang engkau lakukan engkau, kau lakukan dengan ikhlas guru jasamu takkan kulupa. guru ingin kuucapkan terimakasih atas semua jasamu,.


terimakasih guru" ku, kau sudah mengantarkan ku sampai di DETIK-DETIK UN,


by. wakhid ns.
https://www.facebook.com/wakhid.wakhid.31